Orang Arab sejak dulu terbiasa menggunakan nama Allah sebagai nama mereka. Tetapi nama Allah ditambahkan di depannya dengan (kata) عَبْدُ/ ‘Abdul. Biasanya nama ini untuk laki-laki. Pencantuman kata ‘Abdul ini untuk menghormati kesucian nama-nama Allah. Sedangkan manusia adalah makhluk yang terbatas dan hina.
Dikarenakan dari sejak Ruyl, Lejdecker sampai Bode, tetap menggunakan nama Allah sebagai translasi dari Theos dan Elohim, maka Lembaga Alkitab Indonesia berketetapan bahwa penggunaan nama Allah tetap sah dan relevan sebagai terjemahan untuk Theos dan Elohim, Lembaga Alkitab Indonesia, yang berdiri sejak tahun 1954, tetap mempertahankan nama
Kedua, Yesus adalah benar-benar tergolong Allah. Nama Yesus berasal dari bahasa Ibrani “yosua” yang berarti “Tuhan menolong”; Dia adalah Juru Selamat yang datang dari Allah untuk menyelamatkan dunia dan manusia; Dia adalah Kristos (bahasa Yunani) dan Mesias (bahasa Ibrani), yaitu “yang diurapi” oleh Allah menjadi Nabi, Imam dan Raja
Jenis Hewan Yang di Halalkan Islam. “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.“ (QS Al
Ini mencerminkan dimensi spiritual dan jasmani manusia, menunjukkan kesadaran akan ketergantungan manusia pada Tuhan dan kebutuhan akan bimbingan-Nya. 2. "Bashar" (بَشَر) Istilah ini merujuk pada manusia sebagai makhluk duniawi yang rentan terhadap kesalahan dan godaan, menyoroti kelemahan dan keterbatasan manusia dalam menjalani kehidupan
180. Dan Allah mempunyai asmā`ul ḥusnā (nama-nama yang terbaik) yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan-Nya. Maka gunakanlah nama-nama itu untuk tawasul kepada Allah dalam meminta sesuatu yang kalian inginkan dan pujilah menggunakan nama-nama terbaik tersebut.
Perlu diketahui bahwa, ada hampir 169 ayat dalam Al-Qur’an yang menyebut manusia dengan menggunakan diksi an-nâs (الناس). Dari keseluruhan diksi itu, secara umum penggunaan diksi an-nâs memiliki menunjuk pada beberapa fungsi. Berikut kami sajikan garis besar dari fungsi tersebut.
Menurut kalam Allah yang telah diturunkan dalam surah Al-An’am yang berbunyi: Mafhum: “Dan janganlah kamu makan dari (sembelihan binatang-binatang halal) yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, kerana sesungguhnya yang sedemikian itu adalah perbuatan fasik (berdosa).” (Surah Al-An’Am, 6:121)
Mengenai proses dan fase perkembangan manusia sebagai makhluk biologis, ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran yaitu: 1. Prenatal (sebelum lahir), proses penciptaan manusia berawal dari pembuahan (pembuahan sel dengann sperma) di dalam rahim, pembentukan fisik (QS. 23: 12-14) 2. Pos Natal (sudah lahir) proses perkembangan dari bayi, remaja
Dimaksudkan dengannya adalah pada hak seorang manusia, dan bukan dimaksudkan pada hak Allah SWT. (Lihat al-Buraiqah al-Mahmudiyyah, 3/234) Ibn Qayyim pula menjelaskan isu ini dengan memberikan beberapa contoh nama Allah yang khusus bagi Allah SWT dan dilarang digunakan oleh makhluk.
sbs7z.